Perkawinan menurut Alkitab
Ø Kejadian 2:18: “Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Landasan perkawinan Kristen adalah penolong yang sepadan, maksudnya seorang suami/isteri merupakan pasangan yang harus menjadi penolong yang sepadan. Alkitab mengatakan “saling” jadi bukan hanya satu tetapi kedua belah pihak harus saling menolong.
Ø Kejadian 2:24“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
Pernikahan pertama di bumi diberkati langsung oleh Tuhan melalui bersatunya Adam dan Hawa. Demikianlah pernikahan Kristiani mengharusnya pasangan menjadi satu daging, sehingga setelah diberkati menjadi sepasang suami/isteri mereka menjadi “satu daging” yang artinya menjadi dua pribadi sehati. Kedua belah pihak saling memahami, mengambil keputusan bersama dan menghadapi masalah hidup secara bersama-sama.
Fungsi Keluarga:
Keluarga inti adalah ibu, ayah dan anak-anak. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.
Ø Menurut sosiolog fungsi keluarga adalah:
· Reproduksi (meneruskan keturunan)
· Pengaturan seksual (memiliki hak dan kewjiban melakukan hubungan seksual dengan pasangan)
· Sosialisasi (mengajarkan kepada anak tentang agama yang diyakininya,serta norma dan nilai yang berlaku di masyarakat)
· Afeksi (suami isteri saling mengasihi, menerima dan menghargai juga terhadap anak-anak)
· Status (baik sebagai isteri ataupun suami)
· Perlindungan (anak-anak yang lahir mendapatkan perindungan dari orang tua)
· Ekonomi (suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab memberi nafkah keluarganya)
Ø Menurut Alkitab fungsi keluarga adalah:
· Mewakili Allah dalam mengolah alam semesta
Kejadian 1:28:
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan tahlukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”
· Menjadi lembaga pendidik pertama dan utama
Ulangan 6:4b-7:
“Tuhan Allah itu Allah kita, Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
· Menjadi wadah bagi anggotanya dalam mengekspresikan cinta, kesetiaan dan saling menghormati
Efesus 5:22-6:4:“Kasih Kristus sebagai dasar hidup suami isteri (5:22-33), dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (6:4)
Di dalam keluarga manusia pertama kali belajar tentang arti kasih dan penerimaan, kerja sama, toleransi, solidaritas, keadilan, kebenaran dan empati.
Keluarga Kristen adalah gambaran dari keluarga Allah, saling mengasihi, saling setia dan saling menghormati. Tidak dibenarkan adanya perceraian dalam keKristenan, apapun yang menjadi alasannya.
Matius 19:5-6:“dan firman-Nya: sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi
satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu apa yang telah disatukan oleh Allah, tidak boleh
diceraikan manusia.”
4 hal yang menjadi fondasi kuat dalam keluarga Kristen:
1. Memprioritaskan Kristus dalam hidup
Saling mengasihi dan menghormati diantara suami isteri, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap anak, serta seluruh anggota keluarga
PACARAN MENURUT IMAN KRISTEN
Batasan-batasan berpacaran remaja Kristen, terdapat dalam ajaran-ajaran Tuhan, dimana perbuatan-perbuatan yang merupakan kenajisan bagi Tuhan harus dihindari.
Kolose 3:5
“karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabula,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan
penyembahan berhala.”
Pada dasarnya Tuhan sudah menuliskan hukum dan batasan-batasan kehidupan itu dalam hati setiap umat-Nya.dan hal inilah yang menjadi dasar bagi remaja Kristen sebagai umat Tuhan untuk melakukan segala sesuatu yang benar di hadapan Tuhan, termasuk dalam gaya berpacaran remaja Kristen.
Firman Tuhan dalam surat Ibrani 8:10b menuliskan:
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam
hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-
Ku”
Ketika diperhadapkan dengan berbagai pilihandan tantangan dalam kehidupan dan pergaulan remaja, khususnya dalam usaha diterima sebagai remaja “modern” (dengan gaya hidup bebas, misalnya: free seks, narkoba), sebenarnya suara Tuhan telah berbicara melalui akal budi dan hati kecil remaja Kristen. Jadi, batasan-batasan berpacaran remaja Kristen intinya tidak ada larangan yang pasti misalnya: dilarang berciuman, tetapi setiap remaja Kristen akan melakukan tindakan-tindakan dalam pergaulan bersama pacar, harus berdasarkan hukum Tuhan. Jika tindakan tersebut merupakan kenajisan bagi Tuhan maka jangan pernah melakukan tindakan tersebut. Bukankah hakikat berpacaran adalah belajar mengenal diri sendiri melalui orang lain (diluar orang tua dan keluarga) yang didasari oleh perasaan cinta. Bukankah Tuhan berfirman “kuduslah engkau sebab Aku kudus”.
Firman Tuhan dalam Keluaran 20:1-17 berisi 10 perintah Allah, yang diantaranya adalah:
Ø Perintah ke 8 “Jangan Berzinah”
Kesimpulan:
Batasan-batasan berpacaran remaja Kristen:
1. Berpegang pada hukum Tuhan
2. Menghindari hal-hal yang pada akhirnya membawa kepada perbuatan yang merupakan kenajisan bagi Tuhan
3. Perhatikan norma-norma Kristiani (yang terdapat dalam 10 perintah Allah)
I. Menjadi Murid Yesus Kristus
a. Mewujudkan IdentitasSebagai Murid Yesus Kristus
Seorang yang mau menjadi murid, harus bersedia memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh gurunya. Demikian menjadi murid Yesus Kristus, selain syarat Yesus juga meminta agar murid-murid-Nya mau melakukan kehendak-Nya yaitu: mewujudkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Matius 22:37-40; Lukas 10:33-37) dan juga menjadi saksi Injil (Matius 28:19-20)
b. Syarat menjadi murid Yesus Kristus (Lukas 9:22-26; 14:25-33)
1. Menyangkal Diri (Matius 16:24). Menyatakan “tidak” pada diri kita untuk hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan (Galatia 2:20).
2. Mengutamakan Yesus Dalam Hidup (Lukas 14:26). Ketika menjadi murid Yesus, komitmen kita terhadap Yesus lebih diutamakan.
3. Memikul Salib (Matius 5:10-12; Filipi 1:29). Harus rela menderita demi iman kepada Yesus.
4. Mengikut Dia (Lukas !*:22). Mengikuti teladan, ajaran dan kehendak Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar