Rabu, 08 April 2020

Kesetiaan, Kasih, dan Keadilan

Kesetiaan

Kesetiaan

Wahyu 2: 10b "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."
Apa arti kesetiaan menurut 'dunia'?

Kesetiaan menurut KBBI adalah  berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh; taat: bagaimanapun berat tugas yg harus dijalankannya. Kalau kita sering menonton tv kita akan sering menemukan artis atau public figure yang suka kawin-cerai dan ini merupakan kejadian yang sudah biasa dikalangan manusia zaman sekarang. Hal ini tentu membuat manusia semakin susah untuk mempercayai orang lain. 
Sebenarnya, apakah kesetiaan menurut Alkitab? 
Dalam perjanjian baru, kata "setia" memiliki 3 makna yang berbeda, yaitu dapat dipercaya; taat menjalankan perintah; dan orang yang percaya, pengikut atau penganut. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang hamba-hamba-Nya yang setia, yang Dia maksud adalah Dia sedang menantikan orang-orang yang mau percaya dan mengikuti Dia; taat dalam menjalankan amanat-Nya; dan dapat dipercaya sepenuhnya. Tuhan menginginkan kita untuk terus beriman dan setia kepada-Nya. 

Jika kita hidup dalam kedagingan maka kita tidak akan memiliki buah roh yang salah satu sifat dari buah roh adalah kesetiaan. bagaimana seseorang bisa berkata bahwa "aku setia kepada Tuhan namun aku hidup menurut kehendakku dan menurut kedaginganku." orang yang hidup dalam kedagingan akan hidup menurut kehendaknya. dalam galatia kita telah di ingatkan untuk kita dapat hidup dalam roh agar buah roh ada di dalam hidup kita yang menjadikan kita setia kepada Tuhan karena kita tidak hidup menurut kedagingan kita dan hawa nafsu kita. saat kita hidup menurut kehendak Tuhan maka kita akan taat kepada Tuhan dan melakukan semua perintahNya dalam hidup kita maka saya dapat katakan bahwa kesetiaan ada di dalam hidup orang tersebut.

Ketidak setiaan sudah ada sejak kapan?

Kesetiaan itu susah untuk dilakukan dan didapat. Bahkan sejak zaman dahulu, kesetiaan itu bukanlah hal yang gampang dilakukan dan didapat. Alkitab membuktikan hal ini, kita dapat membacanya dalam Maz 12:2 ("Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang); Ams 20:6("banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?); dan 2 Tim 3:1-5 (4: "suka mengkhianati, tidak berpikir panjang, berlaga tahu. lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah). 

Bagaimana kita bisa hidup dalam kesetiaan?

1. Dengan bersandar pada kesetiaan Tuhan yang tidak berubah.
Jika kita tidak setia, Allah tetap setia. Kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk bertumbuh di dalam kesetiaan dan bangkit kembali tatkala kita jatuh di dalam ketidaksetiaan.


2.  Belajar untuk setia mulai dari perkara-perkara yang kecil.
Misalnya, dalam hal membaca Alkitab, berdoa, berbakti, memberi persembahan, dan melakukan dengan tanggungjawab tugas-tugas yang ada di depan kita.


Ayat Pendukung:

 Amsal 19:22
 "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong."


Lukas 16: 10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."

Matius 25:23
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawan dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

KASIH
Hal apa yang akan Anda pikirkan apabila Anda mendengar kata kasih? Banyak orang akan memikirkan tentang suatu hubungan. Dan itu adalah benar. Ada beberapa macam kasih:
  1. Kasih yang tidak bersyarat/kasih Ilahi (Agape)
  2. Kasih antara suami dan istri atau antara pasangan (Eros)
  3. Kasih dalam keluarga terutama antara anak dan orang tua (Storge)
  4. Kasih sesama teman atau kasih persaudaraan (Phileo)
Bahkan sesungguhnya dalam suatu kasih harus ada objek di mana seseorang dapat menunjukkan kasih dan sayang terhadap objek itu.
Dalam beberapa minggu yang akan datang, kita akan memulai belajar mengenai kasih. Kita akan melihat bagaimana dan kapan kita dapat mempraktikkan kasih yang lemah lebut, kasih yang teguh, kasih setia dan kasih yang radikal. Minggu ini kita akan membahas apa arti kasih itu.
Pembahasan
Mengenal kasih berarti mengenal Tuhan
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1Yohanes 4:8)
Cara yang terbaik untuk mendeskripsikan Tuhan tertulis pada ayat di atas. Saat kita memikirkan tentang Tuhan, kita tidak dapat memungkiri fakta bahwa Tuhan itu penuh dengan kasih. Bukti bahwa Dia mengirimkan Anak-Nya untuk mati di atas kayu salib untuk menebus segala dosa dan pelanggaran kita menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita dan tidak mau kita terpisah dengan-Nya (Yohanes 3:16). Dia adalah Bapa yang menginginkan anak-anak-Nya untuk selalu dekat dengan-Nya.
Allah dan kasih selalu bersamaan. Sama seperti siang dan matahari. Tidak mungkin bisa ada siang tanpa matahari. Begitu pula bila ada matahari, selalu ada siang. Mereka tidak dapat dipisahkan. Begitulah halnya Allah dan kasih. Bila kita melihat lebih dalam lagi mengenai kasih, kita akan menyadari bahwa kasih tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh, namun dapat kita rasakan dalam hati kita. Allah pun sama. Walaupun kita tidak dapat melihat dan menyentuh-Nya, kehadiran-Nya dapat kira rasakan dalam hati kita.
Kasih dapat diwujudkan dalam kepribadian dari Allah. Alasan kita dapat mengasihi adalah karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:19). Saat Allah menciptakan kita sesuai dengan gambaran Allah sendiri, kita pun membawa kasih-Nya dalam diri kita. KasihNya dalam dan lebar. Rasul Paulus mengatakan bahwa tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus.
Yesus memberikan sebuah perumpamaan dalam Lukas 15 mengenai anak yang hilang. Dalam perumpamaan ini, digambarkan mengenai kasih seorang Bapa kepada anak-Nya. Walaupun sang anak mengabil setengah dari harta warisan bapanya (dalam beberapa tradisi, hal ini menunjukkan bahwa sang anak ingin agar bapanya cepat meninggal)dan meninggalkan bapanya. Namun bapa dari anak itu tidak berhenti berharap dan berbaikan dengan anaknya. Saat dia melihat anaknya dari jauh, dia berlari, memeluk dan mencium anaknya. Allah itu seperti bapa dalam cerita ini. Dia begitu mengasihi kita dan tidak akan membiarkan kita untuk mengambil jalan yang salah. Itulah alasan mengapa Dia mengirimkan anak-Nya untuk mati menebus dosa kita.
Kekristenan merupakan suatu hubungan kasih antara Allah dan umatNya. Kekristenan bukan hanya melakukan rutinitas agama tetapi adalah hubungan kita dengan Allah. Anak-anak Skewa mencoba mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus (mengira bahwa itu adalah bagian dari ritual agama) namun mereka tidak berhasil (Kisah Para Rasul 19:16) oleh karena mereka tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Tanpa hubungan dengan Tuhan, perjalanan kekristenan kita hanyalah aktifitas keagamaan yang tidak memiliki arti yang sesungguhnya yaitu hubungan kasih.
Kasih itu kekal dan tidak pernah gagal
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan." (1 Korintus 13:4-8)
Allah itu kekal. Oleh karena itu, kasih yang sejati itu kekal. Kasih Allah tidak pernah gagal. Walaupun manusia melakukan banyak dosa sejak adam melakukan pelanggaran, kasih Allah kepada kita tidak pernah berhenti. Tidak peduli apapun yang kita pernah lakukan, tidak ada suatu hal apapun yang akan membuat Tuhan menutup pintu terhadap kita apabila kita mau kembali kepadaNya. Sebaliknya, kitalah yang sering pergi meninggalkan Allah. Alkitab sudah menunjukkan dengan jelas bahwa kasih Allah tidak akan pernah gagal. Sekali lagi, bukti bahwa Allah mengutus AnakNya yang tunggal untuk datang ke dunia untuk mati bagi dosa kita menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita. Tidak ada hal apapun yang dapat membayar segala hal yang Tuhan sudah lakukan demi kita. Dan Dia melakukan semua itu atas dasar kasihNya kepada kita. Kasih Allah itu tak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri tetapi selalu mementingkan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini, kasih memiliki arti yang lain dan banyak ketentuan yang diasosiasikan dengan kasih itu sendiri. Mungkin anda sering mendengar "Saya mengasihi kamu kalau kamu melakukan perintah saya" atau "Saya mengasihi kamu kalau kamu memberikan….." Itulah alasan mengapa banyak pernikahan yang tidak dapat bertahan lama. Karena didasari oleh kasih yang bersifat kemanusiaan. Dunia ini menunjukkan kasih yang mementingkan diri sendiri. Hubungan pertama di dunia ini adalah suatu ikatan pernikahan (Kejadian 2:24) dan saksi dari sebuah pernikahan adalah Allah sendiri. Jika anda ingin mengetahui berapa kuatnya pernikahan Anda, Anda harus melihat berapa banyak Anda sudah mengizinkan Tuhan mengambil bagian dalam pernihakan Anda. Semakin kita terbuka kepada Tuhan, semakin besar kasih Allah mengalir dalam hidup kita.
Tuhan mau kita mengasihi bukan dengan kekuatan kasih kita sendiri. Dia mau kita mengasihi dengan kasih-Nya yang tak bersyarat, kasih Agape. Kasih Agape Allah tidak pernah gagal. Saat kita mengasihi pasangan atau anak kita dengan kasih Agape, kita dapat mengasihi mereka tanpa melihat kekurangan ataupun kesalahan mereka. Apakah kita akan tetap mengasihi pasangan kita walaupun mereka sudah tua? Apakah kita mengasihi anak kita walaupun mereka tumbuh dewasa dan tidak lagi mau mendengar nasehat kita? Bila kita mengijinkan Tuhan menjadi pusat dalam hubungan kita, Tuhan mengikat hubungan kita dengan kasih-Nya dan membantu kita untuk dapat memiliki kasih yang tak bersyarat.
Bila kita melihat lebih jelas dalam ayat 1 Korintus 13:4-8, kita dapat melihat arti kasih. Dan arti kasih itu akan membuat kita mengerti mengapa kasih Allah tidak pernah gagal. Bila kita mempraktikkan arti kasih tersebut dalam hubungan kita, kita akan dapat menemukan cara untuk mengasihi dengan kasih Agape dan ini akan membawa kita untuk menjalani hubungan yang kekal.
KEADILAN
Salah satu karakter Tuhan yang Alkitab tunjukkan adalah Allah adalah Allah yang adil. Dalam menegakkan keadilan-Nya, Allah bersikap sangat tegas tanpa kompromi. Ia bukan Pribadi yang lemah, yang bisa diatur dan dikuasai dan tidak berpendirian, tetapi sebaliknya, Allah adalah Allah yang tegas dalam keputusan dan berintegritas tinggi terhadap diri-Nya sendiri dalam menegakkan keadilan-Nya. Berintegritas tinggi terhadap diri-Nya sendiri artinya bahwa Allah dalam seluruh tindakan dan keputusan-Nya tidak terlepas dari hakikat-Nya yang tidak berubah. Harus diperhatikan tatanan dalam diri Allah yang juga menjadi kodrat Nya, bahwa selain Allah adalah Allah yang Mahakasih, Ia juga Allah yang Mahaadil. Banyak orang hanya memperhatikan dan menekankan kasih-Nya, tetapi tidak memperhatikan hakikat Allah yang lain, yaitu keadilan-Nya. Seharusnya kita memandang dengan seimbang, selain memandang kasih Allah, juga memandang keadilan-Nya.
Sikap keadilan dan ketegasan Allah juga nampak dalam perlakuan-Nya kepada bangsa Israel. Walaupun mereka umat pilihan Allah, tetapi kalau mereka tidak mau mengerti kehendak-Nya dan melakukan pelanggaran terhadap hukum-Nya, maka Allah bersikap tegas terhadap mereka, yaitu membuang mereka. Demikian pula terhadap umat Perjanjian Baru. Kalau mereka tidak taat, maka Allah pun dapat membuang mereka ke neraka; penjara abadi yang mengerikan (Rm. 11:19-22).
Dalam Roma 11:19-21 ditunjukkan bahwa karena ketidaktaatan bangsa Israel, mereka ditolak Allah, demikian pula kalau umat Perjanjian baru tidak taat dan dengar-dengaran “Tuhan pun tidak menyayangkan“. Hal ini harus sungguhsungguh diperhatikan, sebab banyak orang Kristen merasa bahwa jika dirinya mati pasti masuk surga. Selama ini banyak orang Kristen yang mengaku sudah disayang Tuhan, lalu merasa amanaman saja. Mereka tidak menyadari bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tegas. Karena ketidaktaatan, maka Tuhan bisa bersikap tegas terhadap orang Kristen. Dalam Matius 7:21-23 ditunjukkan oleh Tuhan Yesus mengenai sekelompok orang tertentu yang walaupun mereka berseru kepada nama Yesus, tetapi kalau tidak melakukan kehendak Bapa, maka mereka akan ditolak.
Dalam Roma 2:6-8 tertulis: Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Kata “geram dan murka” dalam ayat ini, menunjukkan hakikat Tuhan. Bahwa Ia bisa murka dan geram. Karenanya orang percaya tidak boleh hanya memahami keramahan Tuhan, tetapi juga kenyataan bahwa Allah memiliki geram dan murka.
Tuhan tidak pandang bulu atau tidak pandang muka, setiap kesalahan akan mendapat hukuman. Dalam Roma 2:11 tertulis: Sebab Allah tidak memandang bulu. Hal ini harus membuat kita gentar akan Tuhan, sekalipun kita adalah anak. Bahkan justru karena kita anak Tuhan, maka kita harus lebih takut kepada Bapa surgawi (Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. 1Ptr. 1:17). Dalam hal ini jelas bahwa Allah tidak pandang bulu. Kebenaran inilah yang sering ditutup-tutupi penguasa kegelapan agar tidak diketahui manusia atau kurang diperhatikan, agar banyak orang tidak takut Allah, menganggap sepi kemurahan Allah (Rm. 2:4), manusia berdosa berkepanjangan, menolak pertobatan. Bagaimanapun Allah akan membawa setiap perbuatan ke dalam perhitungan dalam pengadilan-Nya (Nah. 1:2-3).
Menyadari hal ini maka orang percaya tidak boleh ceroboh dalam menjalani hidupnya. Orang percaya juga harus bersikap tegas menolak segala hal yang dapat mendukakan hati Allah. Ketegasan ini mendatangkan kesucian hidup dan keselamatan kekal, sehingga dilayakkan menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga. Tetapi kalau seseorang tidak bersikap tegas terhadap dosa, sehingga hidup dalam keadaan yang tidak menyenangkan hati Tuhan, maka Tuhan akan bersikap tegas menolaknya.
Macam-macam Buah-buah Dalam Roh Kudus
Jangan remehkan artikel ini! Jika anda melanjutkan membacanya maka yang akan anda alami adalah mujizat, damai sejahtera, sukacita, dan berkat lainnya. Berikut macam-macam buah Roh Kudus.
  1. Kasih
Urutan pertama buah roh yang tercantum dalam Alkitab. Mengapa kasih? Sebab ada tertulis “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.“ (1 Korintus 13:13) Di dunia ini yang paling terbesar adalah kasih. Sebab tanpa kasih segala perbuatan manusia tidak ada artinya di mata Tuhan. Misalkan saja kita memberi uang kepada pengemis karena terpaksa. Walaupun pengemis tersebut menerima dengan sukacita dan ucapan syukur pada Tuhan, akan tetapi di mata Tuhan itu merupakan suatu kejahatan. Karena, disitu kita mengharapkan pujian manusia dan tidak ikhlas dalam memberi. Kasih mengalahkan segala sesuatunya. Dengan kasih kita bisa memperoleh berkat, promosi, sukacita, dll. Melakukan sesuatu hal dengan kasih akan membawa dampak yang besar. Selain itu dengan kasih, semua yang kita lakukan akan lebih indah.
Artikel terkait:
  1. Sukacita
Apa perbedaan bahagia dengan sukacita? Jika bahagia hanya sesaat maka sukacita tinggal selamanya. Sukacita adalah kumpulan rasa bahagia yang diberi Tuhan kepada manusia. Sukacita timbul karena ada Tuhan didalam hati kita. Kehidupan pribadi dengan Allah juga menimbulkan rasa sukacita yang besar. Dengan sukacita yang dari Tuhan, hari yang sulit akan terasa ringan dan jiwa yang sedih akan merasakan kelegaan. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4)
Tuhan mengajarkan kita untuk selalu bersukacita didalam-Nya. Jika sukacita ada dalam hidup kita maka berkat Tuhan pasti akan tercurah dengan deras. Sukacita juga erat kaitannya dengan bersyukur. Dengan rasa sukacita yang Tuhan beri maka kita dapat lebih mengerti hidup kita dan mensyukurinya. Karena segala peristiwa dalam hidup kita bukanlah suatu kesalahan. Justru ada maksud baik Tuhan yang harus kita pahami dan sukacita akan membantu kita untuk memahami maksud baik tersebut. Kita hanya percaya saja pada rancangan Tuhan maka semua akan dibuat indah. (baca juga: Pengertian Dosa Menurut Alkitab)
  1. Damai Sejahtera
Sering kita dengar kata-kata seperti ini “Beristirahatlah dengan damai”. Apa sebenarnya maksud dari kalimat tersebut? Kata-kata ini sering kita temui saat ada orang yang meninggal. Dengan maksud agar orang tersebut meninggal dengan rasa damai dan mendapat tempat yang terbaik di surga. Jika orang yang sudah meninggal butuh kedamaian maka kita pun juga membutuhkannya.
Damai adalah tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman; tenteram; tenang; keadaan tidak bermusuhan; rukun (KBBI). Damai dapat kita temukan didalam Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi yang memberi kita ketenangan didalam hidup. Pribadinya yang lembut akan menyentuh hati kita dan sejak saat itu kita merasakan damai sejahtera yang tidak bisa kita deskripsikan dengan kata-kata. Seperti aliran air yang ada didalam hati kita, begitulah rasa dari kesejukan damai yang dari Roh Kudus. Rasa damai menjadi abadi dalam hidup kita jika hubungan dengan Roh Kudus terus kita bangun setiap hari. Saat teduh setiap pagi adalah salah satu cara membangun hubungan yang lebih berkualitas dengan Roh Kudus. Menikmati hidup dengan damai sejahtera akan membuat hari-hari kita lebih berarti. (baca juga: Sejarah Gereja Katedral)
  1. Kesabaran
Sebagian orang pernah berkata dan menetapkan bahwa sabar ada batasnya. Apakah itu benar? Sabar tidak ada batasnya. Mengapa sabar menjadi memiliki batas? Karena kita sendiri yang membuat batasan tersebut. Sabar dapat dimiliki setiap orang akan tetapi tidak semua orang dapat menjaganya. Sabar adalah sikap dimana kita memilih menahan ego kita dan memilih untuk mengalah. “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12:12)
Tuhan memberi pengajaran untuk kita bersabar dalam kesusahan. Karena, sering kita mengeluh saat kita sedang masa sulit dan mengaduh pada Tuhan. Sebenarnya Tuhan memberi kesesakan dalam hidup kita supaya dalam hidup kita mampu bersabar untuk suatu perubahan nantinya. Maka dari itu, Roh Kudus akan membantu kita untuk bisa bersabar. Sabar yang dari Roh Kudus sifatnya berbeda dengan sabar yang dunia miliki. Sabar yang dari Roh Kudus adalah abadi sedangkan sabar yang dari dunia bersifat sementara. Dengan memintanya pasti Roh Kudus akan memberikan kesabaran pada kita. (baca juga: Sejarah Alkitab Indonesia)
  1. Kemurahan
Kemurahan berasal dari kata dasar yaitu murah. Tapi bukan itu maksud yang sebenarnya dari kemurahan. Kemurahan adalah kebaikan; kelimpahan; hati kebaikan hati; sifat kasih dan sayang; kedermawanan (KBBI). Sikap dimana memberi kepada orang lain apa yang kita miliki dengan rasa ikhlas. Orang yang memiliki kemurahan adalah orang yang tidak mengharapkan imbalan dari orang yang dibantu tersebut. Kemurahan berkaitan dengan belas kasihan. Karena tanpa adanya belas kasihan kita tidak bisa memiliki kemurahan. Misalkan, seseorang melihat orang yang sedang sakit parah. Karena orang tersebut tergerak hatinya oleh belas kasihan Tuhan maka sikap kemurahan itu muncul. Kemurahan dapat kita temukan didalam Roh Kudus. Roh Kudus yang ada didalam hati kita lah yang memberi kita rasa belas kasihan dan kemurahan. Maka dengan kemurahan yang dari Roh Kudus tersebut kita memiliki rasa empati yang lebih dengan orang yang membutuhkan uluran pertolongan kita. (baca juga: Kristen Ortodoks)
  1. Kebaikan
Kebaikan adalah kumpulan sikap baik kita. Sikap yang baik tanpa ada niatan jahat terhadap seseorang. Sikap baik kepada semua orang harus disertai hati yang tulus. “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21) Kebaikan dapat mengalahkan kejahatan. Misalkan, teman kita selalu berbuat sesuatu yang jahat atau buruk pada kita maka yang seharusnya kita lakukan adalah membalasnya dengan kebaikan yang tulus. Hal itu akan membuat dirinya mengerti dan memahami bahwa dia telah berbuat salah selama ini. Sejahat-jahatnya seseorang apabila ada Roh Kudus didalam hatinya maka dia pun memiliki kebaikan. Dengan kebaikan maka hidupmu akan lebih bermakna.
  1. Kesetiaan
“Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” (Mazmur 100:5) Kesetiaan yang dimiliki oleh Tuhan adalah kekal kepada manusia. Karena, meskipun manusia meninggalkan Tuhan tetapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan manusia. Kesetiaan Tuhan melebihi dari kesetiaan manusia. Bukti kesetiaan Tuhan adalah Dia selalu menjaga dan melindungi kita.
Jika Tuhan meninggalkan kita, maka kita mungkin tidak memperoleh penjagaan dan perlindungan atau bahkan Tuhan tidak peduli lagi dengan kita. Kesetiaan ini pun dimiliki juga oleh Roh Kudus. Roh Kudus selalu setia bersama dengan kita walaupun kita sering menyakiti-Nya. Mari kita sama-sama belajar untuk memiliki kesetiaan seperti yang Tuhan punya. Meskipun sulit, tetap harus kita coba.
Artikel terkait:
  1. Kelemah lembutan
Buah-buah Roh Kudus adalah pribadi yang lembut dan penuh dengan kasih. Maka dari itu, jika Dia telah oh memberi kita pengertian maka Roh Kudus tidak mau memaksa jika kita tidak mau menuruti perintah Roh Kudus. Memiliki kelemah lembutan seperti yang Roh Kudus adalah suatu nilai tambah bagi kita. Pribadi yang lemah lembut dapat mengalahkan pribadi yang keras dan mudah marah. Sekeras apapun batu jika ditetes dengan air terus menerus maka batu itu pun akan hancur. (baca juga: Dosa Turunan Menurut Kristen)
  1. Penguasaan Diri
Penguasaan diri penting agar kita dapat berbaur dan menyesuaikan diri dengan orang lain yang berbeda kepribadian dengan kita. Menguasai diri bukan berarti kita tidak boleh mengeluarkan buah-buah pikiran kita. Menguasai diri memiliki arti untuk tidak selalu menuruti segala keinginan kita sendiri tetapi juga mengerti apa yang orang lain inginkan juga. Kita juga butuh agar kita bisa menguasai diri di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena, sering kali kita menuntut pada Tuhan tanpa mengerti apa yang sebenarnya Tuhan inginkan didalam hidup kita.
Kita menuntut janji, nubuatan, berkat, mujizat pada Tuhan tanpa mengerti apa yang harus kita lakukan demi kemuliaan nama Tuhan di muka bumi. Selalu kita menuntut tapi tidak menjalin hubungan pada Tuhan. Ibaratnya seperti kita kepada orang lain. Tiba-tiba kita menuntut sesuatu tapi kita tidak pernah bertemu sebelumnya dengan orang tersebut. Bagaimana kita bisa mengabulkan permintaan kita kalau dia aja tidak kenal pada kita? Maka dari itu penguasaan diri adalah sebagai penutup yang lengkap dari buah-buah Roh Kudus yang harus kita miliki. (baca juga: Kematian Menurut Kristen)
Pembahasan ayat per ayat, mengenai buah roh dalam alkitab sebagai berikut:
  • Galatia 5:16
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.”
Hidup oleh roh adalah hidup dengan mengandalkan Roh Kudus. Setiap saat Roh Kudus lah yang paling dekat dengan kita. Mengandalkan Roh Kudus adalah bahwa hidup kita selalu kita serahkan pada Roh Kudus untuk Dia yang ambil alih. Sedangkan tidak menuruti keinginan daging adalah tidak menuruti setiap keinginan atau hawa nafsu belaka. Hidup kita harus dipenuhi dengan roh bukan dengan daging. Artinya adalah hidup kita harus sepenuhnya dalam tangan Roh Kudus dan mengurangi atau bahkan menghilangkan setiap keinginan daging kita.
  • Galatia 5:17
“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Keinginan Roh Kudus dan keinginan daging kita adalah dua hal yang sangat bertentangan dan tidak bisa kita satukan. Roh memiliki pikiran dan jalan sendiri sedangkan tubuh atau daging memiliki pemikiran sendiri juga yang berasal dari akal sehat kita.
  • Galatia 5:18
“Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Maksud dari ayat ini adalah memberi diri kita untuk dipimpin Roh Kudus dan tidak berada dibawah hukum agama atau adat.
  • Galatia 5:19-21
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
  • Galatia 5:22-23
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Ayat ini membahas tentang buah-buah apa saja yang dimiliki oleh Roh Kudus. Semua yang disebutkan di ayat tersebut juga harus ada dalam hidup kita. Agar hidup kita dikuasai oleh roh dan bukan dengan daging.
  • Galatia 5:24
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” Sebagai orang percaya kita seharusnya meninggalkan segala hal-hal duniawi dan menerima hal-hal yang rohani. Menyalibkan daging adalah hal yang sulit untuk dilakukan secara instan. Butuh proses yang panjang hingga benar-benar kita mengandalkan tuntunan Roh Kudus. Akan tetapi jika kita benar-benar bersungguh-sungguh maka kesanggupan yang daripada Tuhan akan diberikan.
  • Galatia 5:25
“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,” Roh Kudus akan memimpin hidup kita, jika kita memiliki keinginan untuk meninggalkan kebiasaan lama kita dan sepenuhnya menyerahkan segala hal dalam hidup kita pada Roh Kudus.
  • Galatia 5:26
“Dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.” Biasanya seseorang akan menjadi gila hormat atau gila pujian adalah seseorang yang dianggap diandalkan, memiliki banyak talenta, kaya harta, dll. Gila hormat justru akan menyebabkan orang tersebut menjadi ambisius karena mengejar pujian dari orang lain. Dalam Galatia 5:26 diatas pun disebutkan untuk kita tidak saling menantang dan mendengki karena hal-hal tersebut menimbulkan permusuhan.
Artikel terkait:

Makna Buah-buah Roh

Buah Roh Kudus yang terdapat dalam Galatia 5:16-26 merupakan suatu pengajaran tentang apa sifat dan karakter dari Roh Kudus sendiri. Buah-buah tersebut sudah mencakup semua perbuatan baik yang ada. Selain buah-buah Roh Kudus terdapat juga perbuatan-perbuatan daging yang patut kita cegah. Daging memang lemah dan roh penurut memang benar adanya. Akan tetapi kita harus bisa mengalahkan semua keinginan daging kita. Sehingga keinginan daging berada dibawah roh. Inilah makna dari buah-buah roh yang harus kalian ketahui:
  • Memiliki setiap karakter Roh Kudus dalam hidup kita mungkin adalah hal yang sulit. Terkadang kita sudah memiliki niat untuk menjauhi kedagingan akan tetapi tetap saja kita jatuh dan menyerah. Maka disini adalah bagian Tuhan untuk bekerja.
  • Minta tuntutan Tuhan agar kita bisa menjadi pribadi seperti Roh Kudus. Jika kita ingin dikuatkan maka akan Tuhan beri. Jika kita ingin diberi hikmat maka Tuhan juga kan beri.
  • Cukup kita hanya berdoa dengan iman dan kesungguhan hati pada Tuhan. Dengan seperti itu, maka pelan-pelan kita akan dituntun untuk mencapainya. Sampai suatu titik, kita tidak sadar bahwa pribadi kita telah berubah.
Hal-hal yang disebutkan dalam Galatia 5:16-26 jika dapat kita pahami dan resapi lebih dalam, maka buah pertobatan itu akan muncul dalam hidup kita. Tetapi itu tergantung dari masing-masing pribadi. Ada yang menghasilkan seratus persen, enam puluh persen, atau bahkan tiga puluh persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar