Pengertian Senam Irama
Ada yang mengatakan kalau senam aerobik, senam manula, senam ibu hamil, senam SKJ atau sejenisnya yang menggunakan musik sebagai panduan gerak sebagai senam irama.
Apakah kamu salah satunya? :D
Barangkali ada benarnya karena senam-senam semacam itu memang mengandalkan irama musik sebagai panduan gerak. Akan tetapi senam irama atau senam ritmik yang akan dibahas disini sangat berlainan dari senam-senam tersebut.
Senam irama atau senam ritmik adalah salah satu cabang senam artistik dimana seorang atlet atau sekelompok atlet senam mempertunjukkan koreografinya yang kental dengan nuansa akrobatik, balet dan tari modern dengan atau tanpa alat bantu senam yang berupa bola (ball), pita (ribbon), tali (rope), gada (club), dan simpai (hoop).
Senam irama ini merupakan senam yang dipertandingkan dalam olimpiade dan pertandingan senam irama internasional, sementara itu senam aerobik misalnya, merupakan senam yang dilakukan untuk sekedar menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dimana dalam senam ini sekelompok peserta melakukan gerakan senam dengan dipandu oleh seorang pemandu senam.
Sejauh ini senam irama hanya dilakukan/diperuntukkan oleh kaum hawa. Namun akhirnya Jepang mulai mempelopori untuk menciptakan nomor putra dalam senam irama meski hal ini masih berlaku di kalangan Jepang saja.
Kenapa senam ini didominasi oleh kaum hawa?
Pertama-tama karena senam ini dilahirkan di Eropa oleh beberapa pakar yang justru merupakan pakar di bidang seni.
Dalam perkembangannya, senam irama sangat banyak mengadopsi gerakan balet dan waktu itu tari balet ini juga identik dimiliki oleh kaum hawa.
Hal ini berlangsung turun-temurun sehingga senam irama yang awalnya memang dilakukan oleh kaum hawa, menjadi identik sebagai kegiatan olah raga kaum hawa dan sampai sekarang telah menjadi tradisi yang demikian.
Sejarah Senam Irama
via pinterest.com
Sejarah senam irama bermula dari gagasan Jean-Georges Noverre (1727-1810), Francois Delsarte (1811-1871), dan Rudolf Bode (1881-1970).
Ketiganya percaya atas pentingnya ekspresi gerak dimana seseorang menggunakan tubuhnya untuk mencipta keindahan melalui rangkaian gerak tertentu.
Gagasan tersebut kemudian dikembangkan oleh Peter Henry Ling pada abad ke 19 dalam suatu sistem latihan yang disebut sebagai Swedish system (sistem Swedia) dari gerakan bebas yang kemudian dipromosikan sebagai “gymnastik estetis” yang mana seorang atlet mengekspresikan dirinya, emosi dan perasaannya melalui pergerakan tubuh.
Ide tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Catharine Beecher, pendiri Western Female Institute di Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1837.
Dalam program latihan yang diciptakan Beecher ini, yang dikenal dengan istilah “grace without dancing”, pesenam perempuan berlatih dengan menggunakan musik mulai dari gerakan sederhana menuju gerakan kompleks.
Semenjak itu mulai bermunculan para pelopor gagasan mengenai tubuh, ekspresi tubuh, gerak dan musik dengan berbagai jenis gaya.
Kemudian pada tahun 1900, semua jenis gaya tersebut dikombinasikan di sekolah Gymnastics Rhytmic Swedia dan setelahnya banyak juga sekolah-sekolah gymnastik yang mengembangkan hal serupa.
Pada tahun 1929, Hinrich Medau mendirikan sekolah di Berlin dan menciptakan gagasan gymnastik modern yang memiliki perbedaan mendasar dari gaya-gaya sebelumnya, yakni Medau menciptakan suatu sistem gerak senam artistik dengan menggunakan alat (bola, pita, tali, gada, dan simpai) sehingga senam ini mulai terlihat berbeda dengan pertunjukan balet kontemporer, tari atau akrobat.
Kompetisi senam irama dimulai pada tahun 1940 di Rusia.
FIG sendiri kemudian memasukkan senam irama sebagai salah satu cabang senam pada tahun 1961.
Mula-mula senam ini bernama modern gimnastik, lalu berubah menjadi olahraga gimnastik ritmis, dan terakhir berubah menjadi senam irama atau gimnastik ritmis.
Pertandingan internasioal pertama kali dalam cabang ini untuk atlet individual dimulai di Budapest pada tahun 1963, sementara pertandingan grup mulai ada pada kompetisi di Copenhagen, Denmark pada tahun 1967.
Senam ritmik mulai diadakan dalam olimpiade di tahun 1984 di Los Angles untuk kelas individu. Lalu untuk pertandingan kelompok mulai masuk pada tahun 1996 di Olimpiade Atlanta.
Aliran Senam Irama
via pinterest.com
Dari pembahasan pada poin sejarah senam irama, disebutkan ada beberapa tokoh kunci yang gagasannya menjadi dasar dalam senam irama.
Jika dipetakan, maka aliran senam irama ini berasal dari tiga disiplin yang berbeda, yakni teater, musik, dan tari.
Gagasan teater yang mendasari senam irama ini dicetuskan oleh Francois Delsarte (1811-1871).
Sementara itu, hadirnya elemen musik dalam senam irama diprakarsai ileh Rudolf Bode (1881-1970).
Dan terakhir, elemen tari sangat kental mewarnai senam irama karena diprakarsai oleh beberapa tokoh seperti Peter Henry Ling dan Catharine Beecher. A
Tiga elemen tersebut senantiasa menjadi warna dalam senam irama.
Pada era gymnastic modern, banyak tokoh senam irama yang terus menerus melakukan eksplorasi untuk memperbaharui senam irama.
Salah satu tokoh penting yang pemikirannya dipraktikkan dalam senam irama saat ini adalah Hinrich Medau yang telah melakukan berbagai evolusi dalam senam irama dan melahirkan gagasan senam irama dengan menggunakan alat sebagaimana yang bisa kita temui dalam kompetisi senam irama saat ini.
Prinsip Senam Irama
via pinterest.com
Setidaknya ada tiga prinsip dalam senam irama, yaitu
1. Irama
Seusai dengan namanya, irama dalam senam irama merupakan hal penting.
Irama bukan melulu soal musik, namun soal ritme tubuh ketika melakukan gerakan, yakni kapan atlet akan bergerak dengan tempo cepat, sedang dan lambat dengan beragam levelitas tubuh dan jenis mobilitasnya.
Musik dalam hal ini memberikan nuansa kedalaman atau membantu penghayatan atlet atas gerakan tubuh yang dilakukannya dan hal ini sangat dekat kaitannya dengan persoalan menuangkan emosi dalam gerak.
2. Fleksibilitas Tubuh
Selain irama, fleksibilitas tubuh juga menjadi suatu prinsip dalam senam irama. Yang dimaksud sebagai fleksibilitas dalam hal ini adalah kemampuan tubuh untuk menciptakan dan melakukan berbagai jenis gerakan dengan atau tanpa alat.
Fleksibilitas tubuh ini merupakan hal yang terus menerus dilatih oleh atlet sejak pertama kali ia latihan hingga ia menjadi seorang atlet profesional.
Sekalipun kemudian ia telah menjadi atlet profesional, ia tak akan selesai untuk melatih fleksibilitas tubuhnya.
3. Kontinuitas Gerak
Kontinuitas gerak berkenaan dengan rangkaian gerak yang tersusun dalam satu koreografi utuh senam irama yang dipertandingkan.
Gerak dalam senam irama bukan semata-mata terbentuk atas penggabungan dari beberapa jenis gerakan.
Bilamana rangkaian gerak tersebut berangkat dari konsep yang kuat, disertai dengan gagasan teatrikal tertentu, maka kontinuitas gerak dalam koreografi tersebut seolah tampak mengalir seperti membawa kisah yang disampaikan melalui tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar