Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Seni Patung” Pengertian & ( Jenis – Fungsi – Bentuk – Teknik )
Sejarah Teater
Waktu dan tempat pertunjukan teater pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut:
- Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang.
- Berasal dari nyayian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
- Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dsb).
Naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di jaman peradaban mesir kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi dimana pada jaman itu peradaban Mesir kuno sudah maju. Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 7 Pengertian Seni Musik Menurut Para Ahli Terlengkap
I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di kota Abydos, sehingga terkenal sebagai “Naskah Abydos” yang menceritakan pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita naskah Abydos juga diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang lebih tua. Sehingga para ahli bisa mengira bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM.
Meskipun baru muncul sebagai naskah tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui juga bahwa pertunjukan teater Abydos terdapat unsur-unsur teater yang meliputi; pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng, tata busana, musik, nyanyian, tarian, dan properti pemain seperti tombak, kapak, tameng, dan sejenisnya.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Drama Menurut Para Ahli, Bentuk, Unsur, Ciri Dan Contohnya
Jenis Jenis Teater
Teater Menurut jenisnya
I Made Bandem dan Sal Mugiyanto (1996) membagi teater daerah di Indonesia menjadi dua, yakni teater tradisional dan teater modern.
- Teater Tradisional
- Teater non-tradisional atau Teater modern.
- Teater Tradisional biasa juga disebut teater daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya adalah; ketoprak, ludruk, mamanda, dulmuluk, arja, lenong dan masih banyak lagi. Biasanya cerita dalam teater tradisional mengusung budaya setempat dan disampaikan secara improvisasi (tanpa naskah).
Contoh Teater Tradisional
- Banjet,
- Longser,
- Ogel,
- Reog,
- Topeng Cirebon,
- Angklung Badut,
- Wayang Golek dari Jawa Barat
- Reog Ponorogo,
- Ludruk dari Jawa Timur-Ketoprak,
- Wayang Orang,
- Wayang Kulit,
- Wayang Suket,
- Kethek Ogleg,
- Dagelan,
- Scandul dari Jawa Tengah-
- Lenong dan Topeng Blantik dari Betawi
Ciri ciri Teater Tradisional
Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- 1. Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah),
- 2. Pementasan sederhana,
- 3. Ceritanya turun temurun.
- Teater non-tradisional atau Teater modern secara umum adalah teater yang penyampaian ceritanya berdasarkan pada naskah dan sumber ilmunya dari dunia Barat, dan juga bahannya dari kejadian-kejadian sehari- hari, atau karya sastra.
Contoh Teater Modern
- a. drama
- b. teater
- c. sinetron
- d. film
Ciri ciri Teater Modern
- – Panggunga tertata
- – Ada pengaturan jalan cerita
- – tempat panggung tertutup
Teater Menurut penyampaian ceritanya
- Teater Improvisasi (tanpa naskah)
- dan teater berdasar naskah
Teater Menurut bentuk pertunjukannya
- teater tutur,
- teater gerak,
- teater boneka,
- drama,
- drama musikal.
Teater Tutur
adalah Kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai Teater Tutur berhubungan dengan aktivitas bercerita secara tunggal (monolog), seperti membaca puisi, deklamasi, mendongeng, dan stand up comedy.
Contoh Teater Tutur yang bersumber dari nilai-nilai lokal adalah bakaba, macapat, kentrung, dan P.M. Toh, yang seringkali berhubungan dengan cerita rakyat (folklor).
Teater Gerak
Kegiatan teater yang dialognya disampaikan melalui gerak, misalnya pantomim/tablo. Contoh Teater Gerak yang bersumber dari nilai-nilai lokal adalah randai, wayang orang, dan tari kecak. Tema cerita dalam Teater Gerak adalah bagian dari cerita rakyat (folklor).
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
Teater Boneka
Kegiatan teater yang menggunakan benda/boneka yang merupakan representasi dari suatu karakter atau tokoh dalam cerita, misalnya wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, cemen, dan wayang suket.
Contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
Teater Dramatik
Kegiatan teater yang bersumber dari naskah tertulis, misalnya drama Kwek-Kwek (karya D. Djayakusuma) dan Romeo dan Juliet.
Drama Musikal
Kegiatan teater yang menggabungkan cerita, gerak, dan musik, dengan dialog yang dinyanyikan. Bentuk drama musikal adalah operet dan kabaret, misalnya operet Laskar Pelangi, Bawang Merah dan Bawang Putih, Ande-Ande Lumut, Si Pitung, dan Sabai nan Aluih. Teater tradisi yang dapat dikategorikan ke dalam Drama Musikal adalah lenong, ketoprak, ludruk, teater kubruk, dan langendrian.
Cerita dalam teater mengandung unsur konflik atau pertentangan antara dua pihak dan sebagai bentuk pembelajaran karakter, pertentangan selalu diakhiri dengan kemenangan pihak yang baik. Pesan atau moral cerita didapatkan melalui dialog para tokoh dan juga laku cerita yang terjadi. Tokoh cerita dalam teater sering pula disebut sebagai karakter dan secara mendasar atau konvensional karakter dalam teater dibedakan menjadi, protagonis (karakter yang bersifat baik dan membawa pesan kebaikan), antagonis (karakter yang bersifat jahat), dan tritagonis (karakter yang dimunculkan dalam cerita untuk membantu kelancaran jalannya cerita).
Untuk memahami karakter ini pemain bisa mempelajarinya dari dialog dan peran karakter tersebut dalam cerita. Selanjutnya, karakter dapat dilihat dari dimensi fisiknya seperti tinggi tubuh, usia, jenis kelamin dan cirri fisik yang lain. Dari dimensi kejiwaan dapat diketahui watak atau sifat karakter tersebut apakah sombong, baik hati, dermawan atau licik. Dari sisi status sosial dapat diketahui apakah karakter tersebut termasuk orang terpandang, pejabat, pegawai atau masyarakat biasa.
Unsur unsur seni teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
- Unsur Internal Teater
- Unsur Eksternal Teater
Unsur Internal Teater
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:
Naskah/Skenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan.
Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebut aktris/aktor. Macam-macam peran:a. Peran UtamaPeran Utama Yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatukisahb. Peran PembantuPeran Pembantu Yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatianc. Peran Tambahan /Figuran-Figuran Yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana
Sutradara
Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater/drama/film/sinetron.
Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasandrama atau film.Contohnya : kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, danlain-lain
Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antaralain:
- Tata Rias
Tata Rias adalah cara mendadndani pemain dalam memerankan tokoh teateragar lebih meyakinkan
- Tata Busana
Tata Busana adalah pengaturan pakaina pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya : pakaian sekolah lain dengan pakaian harian
- Tata Lampu, Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung
- Tata Suara, Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara
Unsur Eksternal Teater
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu :
a. Staf produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
- Produser/ pimpinan produksi
- Mengurus semua hal tentang produksi;
- Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.
b. Sutradara/ derektor
- Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
- Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
- Mencari dan menyiapkan aktor;
- Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.
c. Stage manager
- Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
- Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
- Bagian pentas/tempat;
- Bagian tata lampu (lighting);
- Bagian perlengkapan dan tata musik;
FUNGSI SENI TEATER
- Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.
- Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
- Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
- Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
Penulisan Naskah
Penciptaan naskah untuk teater anak-anak mengambil tema yang akrab dengan kehidupan sehari-hari mereka seperti tentang dunia sekolah, cerita binatang, dongeng, dakwah keagamaan, petualangan khas anak dsb. Naskah cerita dibuat tidak terlalu panjang, sehingga ketika dipentaskan hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan anak dalam berolah akting, menghafal naskah dsb. Dialog-dialog pun dibuat dengan logika berbahasa yang sederhana dan kalimat yang pendek-pendek agar mudah dihafal dan dihayati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar