Rabu, 08 April 2020

Nilai Nilai Kristiani


PENGERTIAN NILAI DAN NORMA

a.      Nilai dan norma
A DEFINITIVE DREAMER: The Fruit of Gods Spirit/9 Buah Roh Kudus.

                  Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga: harga sesuatu; angka kepandaian; kadar, mutu, banyak sedikitnya isi.
                  Nilai merupakan realitas yang abstark, yang dapat kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya dorong atau prinsip atau pedoman dalam hidup manusia secara praktis. Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai itu. Semua orang memiliki tata nilai yang digunakannya untuk menilai baik atau buruknya sesuatu di dalam kehidupannya: hal-hal jasmani, rasa, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya. Misalnya: jujur, sopan, peduli. Itulah sebabnya nilai merupakan sisi yang sangat penting dan melekat erat dalam hidup manusia dalam hal: pola pikir dan pola tingkah laku. Nilai ditanamkan pada seseorang dalam suatu proses sosialisasi melalui: keluarga, masyarakat/lingkungan, lembaga pendidikan agama, media massa, tradisi dan kelompok-kelompok sebaya tertentu (Kaswardi, 1993:20-23). Biasanya, suatu nilai erat hubungannya dengan suatu konsep yang berakar dari dalam emosi masyarakat. Sehubungan dengan itu, nilai budaya disebut dengan sistem nilai budaya. Sedangkan sistem nilai budaya adalah suatu sistem yang terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat tentang hal-hal yang dianggap bernilai atau berharga dalam hidup. Oleh sebab itu sistem nilai budaya ini berfungsi sebagai pedoman yang sangat tinggi bagi acuan kelakuan manusia dan mengatur perilaku manusia (Koentjaraningrat, 1978:32).
            Nilai-nilai tersebut terpatri (tertanam) dalam kondisi-kondisi sosio-ekonomi, nilai-nilai tersebut bukan merupakan realitas yang tertutup, sebab walaupun ada perbedaan nilai, tetap memiliki kesatuan nilai secara umum. Sifat nilai itu selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan sosial (Kaswardi, 1993: 21-25).
            Sementara, norma adalah istilah umum atau universal dan mencakup sesuatu yang ideal, yang berkaitan dengan hukum, ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip dan kepastian (Masquarrie, 1986:426). Hal itu berarti juga bahwa norma adalah suatu ukuran untuk menentukan sesuatu (Poewodarminta, 1986:678). “Sesuatu” yang dimaksud adalah menyangkut hidup manusia. Itulah sebabnya, James Chidress pernah mengatakan bahwa norma adalah sesuatu yang membimbing kea rah hakikat dan perbuatan manusia. Lebih praktis lagi, norma membawa ke arah model suatu perbuatan yang baik atau yang buruk, sesuatu yang wajib atau diperbolehkan (Macquarie, 1986:425).
            Hukum, prinsip dan ketentuan yang membawa manusia untuk melaksanakan perbuatannya itu menyangkut juga etika yang erat hubungannya dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan dialami oleh seseorang. Baik buruknya perbuatan seseorang pada situasi tertentu dapat dinilai dengan suatu alat ukur, yaitu norma.
b.      Nilai dan norma Kristiani
                  Apabila kita berbicara tentang nilai dan norma kristiani, kita harus juga mengingat ajaran-ajaran Kristen, khususnya yang menyangkut etika Kristen. Etika Kristen merupakan tanggapan akan kasih Allah yang menyelamatkan kita (1 Yoh. 4: 19). Titik tolak berpikir iman Kristen adalah iman kepada Tuhan yang telah menyatakan diri di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam konteks iman Kristen ukuran apa yang baik adalah segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. sedangkan kehendak Tuhan sendiri telah dinyatakan dalam Hukum dan perintah Tuhan, yakni Dasa Titah atau Hukum sepuluh Perkara dan kasih sebagai landasan yang utama. Etika Kristen inilah yang mengontrol, mengoreksi dan mengarahkan perbuatan orang-orang Kristen dalam berbuat secara nyata atau perbuatan praktis. Dasar yang digunakan adalah firman Tuhan. misalnya: Sepuluh Perintah Allah yang tercantum dalam keluaran 20:1-17 dan yang disarikan di dalam Hukum Kasih (Matius 22:37-40; Markus 12:30-31; Lukas 10:27) yakni:
1.      Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita. Hukum yang pertama ini merupakan ringkasan sepuluh perintah Allah nomor 1-5.
2.      Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Hukum yang kedua ini merupakan ringkasan Sepuluh Perintah Allah nomor 6-10.
            Nilai-nilai dan norma-norma Kristiani, khususnya tentang kasih diterangkan secara praktis di 1 Korintus 13:4-8, antara lain:
1.         Sabar
2.         Murah hati
3.         Tidak cemburu
4.         Tidak memegahkan diri dan tidak sombong
5.         Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri
6.         Tidap pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain
7.         Tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
8.         Menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
                 Di dalam Alkitab, masih ada banyak petunjuk yang berkaitan dengan nilai dan norma kristiani yang semuanya mendidik, mengarahkan dan membangun orang Kristen dalam menjalankan hidupnya. Nilai dan norma kristiani erat hubungannya dengan praktik hidup antara iman dan perbuatan. Sementara, iman tanpa perbuatan itu pada hakikatnya iman itu mati (Yakobus 2:17).
c.       Praktik hidup sesuai nilai dan norma Kristiani
                  Bacalah Lukas 10:25-37, Matius 22:35-40, Markus 12:28-34, Matius 5:44, dan Lukas 6:27, 35. Ayat-ayat tersebut menerangkan kasih yang berkaitan dengan perbuatan nyata dalam praktik hidup seseorang. Kasih telah menembus sampai wilayah musuh. Mengasihi orang yang memusuhi kita dan orang yang membenci kita, sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin kita lakukan. Namun, firman Tuhan harus kita lakukan dengan tanpa duka dan terpaksa. Bahkan dalam Mazmur 4:5, 37:1,8 dikatakan bahwa kita boleh marah, tetapi tidak boleh berbuat dosa, namun kita tidak boleh marah hanya karena orang berbuat jahat kepada kita. Itu berarti kemarahan tidak boleh dibalas dengan kemarahan pula.
                  Kejahatan tidak boleh dilawan dengan kejahatan. Secara praktis, ada orang yang memberi saran demikian; apabila kamu dilempar batu, balaslah dan lemparlah orang itu dengan kapas. Ini suatu ilustrasi yang mungkin dapat kita terima, namun ada unsur pembalasan dan dendam. Sementara, unsur pembalasan dan dendam itu justru tidak boleh bagi norma dan nilai-nilai kekristenan. Dalam hal ini, kita diingatkan tentang peristiwa di Taman Getsemani ketika Tuhan Yesus ditangkap dan Petrus memotong telinga kanannya Malkhus dengan menggunakan pedangnya, namun kata Tuhan Yesus: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya…” (Matius 26:52; Yohanes 18:11).

B.     SUMBER NILAI KRISTIANI
                  Nilai-nilai kristiani tentunya tidak lepas dari sifat-sifat Allah. Firman Tuhan mengatakan hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna (Matius 5:48). Nilai-nilai yang ada pada diri Tuhan Yesus itu diantaranya:
1. Kebenaran
                  Yaitu kita harus memegang kebenaran dan mengajarkannya dalam kebenaran berdasar kepada Alkitab. Kebenaran ini juga terletak integritas dan kejujuran, yaitu ada keselarasan antara apa yang dikatakan dan dilakukan
2. Kesalehan
                  Di sini setiap orang percaya harus hidup berfokus dan berpusat pada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kesalehan berbicara tentang hubungan atau relasi antara kita dengan Allah dan kesederhanaan hidup.
3.      Kekudusan
              Ini merupakan syarat seseorang dapat melihat Allah dan masuk menghadap hadirat-Nya. Orang Kristen telah dipisahkan dari dunia yang gelap ini untuk tujuan khusus yaitu sebagai garam dan terang dunia.
4.      Kesetiaan
              Sifat setia sangat diharapkan untuk dapat dimiliki oleh setiap orang percaya. Kesetiaan orang Kristen harus didasarkan kepada kesetiaan Allah sendiri dengan senantiasa menyertai kita.
5.      Keutamaan
              Semangat untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama tentunya diilhami oleh Allah sendiri yang telah memberikan pemberian yang terbaik yaitu Anak-Nya yang tunggal bagi dunia.
6.      Keadilan
              Keadilan artinya sifat (perbuatan, perlakuan) yang adil. Adil artinya sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak tetapi berpegang pada kebenaran. Betapa pentingnya keadilan itu. Oleh sebab itu kita harus terlibat dengan aktif dalam segala upaya menegakkan keadilan Tuhan di negeri yang kita cintai ini. Bukan semata-mata karena kita sedang tertindas, tetapi karena Tuhan peduli kepada setiap orang benar yang ditindas kefasikan, kemunafikan, atau kefanatikan orang lain. Namun lebih dari itu karna bumi ini milik Tuhan Allah kita sendiri yang Maha adil dan Maha kasih. Di dalam Dia tidak ada diskriminasi suku, bangsa, ras dan bahasa juga sosial budaya. (Kej. 18:19, Ul. 16:19, 32:36; Mzm. 9:9, 11:7,135:14,).
7.      Kasih
              Ini merupakan ciri kehidupan umat kristiani yang selalu dinantikan oleh orang-orang di sekitar kita. Kasih yang dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima orang lain, mengampuni yang bersalah dan menyalurkan berkat Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.
              Banyak sumber-sumber agar kita mengetahui nilai-nilai kristiani lebih lanjut lagi seperti tertulis dalam Galatia 5:22-23 yaitu:
1.      Kasih itu penting (I Yoh. 4:8; I Kor. 13:13;Gal 5:6).
Kasih adalah hakikat kekal Allah. Karena itu, kasih Kristus haruslah menjadi ciri hidup orang-orang Kristen dan kasih Kristus inilah yang harus selalu diutamakan dalam seluruh hidup kita.
2.      Sukacita dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes 1:6; Rm. 4:17).
3.      Damai sejahtera adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27 dan mencakup ketenangan batin (Flp. 4:6) serta hubungan harmonis dengan orang lain.
4.      Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup ketidaksediaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar.
5.      Kemurahan, ini adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial.
6.      Kebaikan, adalah ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik.
7.      Kesetiaan artinya keteguhan hati, ketaatan, kepatuhan dalam takut akan Tuhan, dalam persahabatan dan perhambaan.
8.      Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain sesuai dengan penyangkalan diri.
9.      Penguasaan diri artinya bisa mengendalikan diri terhadap segala sesuatu dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

                  Berdasarkan teladan Allah sendiri, kita pun dipanggil untuk mewujudkan nilai kristiani seperti ini: menolong dan mengasihi teman-teman kita, bahkan berpihak kepada mereka yang lemah dan yang sesungguhnya tidak layak menerima kepedulian dan kasih kita. Teladan Tuhan Yesus Kristus mestinya memberikan kita kekuatan untuk melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar